cari

Dampak Kemiskinan Terhadap Perkembangan Dunia Pendidikan


Download Disini



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks. Kemiskinan berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Kemiskinan muncul karena sumber daya manusia yang tidak berkualitas, begitu pula sebaliknya. Membangun pengertian kemiskinan bukanlah perkara yang mudah karena kemiskinan mencakup berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi menurut ekonomi, sosial, politik. Kemiskinan secara ekonomi dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. 
Kemiskinan yang terjadi di Indonesia terlihat dari  sulitnya masyarakat  dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan.  Kebutuhan hidup yang semakin banyak, harga-harga yang terus melonjak diperparah dengan sulitnya mendapat pekerjaan dan upah yang didapatpun tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan  menjadi penyebab utama kemiskinan di Indonesia.  Ironisnya, anak-anak pun ikut merasakan dampak dari kemiskinan ini. Demi membantu memenuhi nafkah keluarga, banyak anak-anak pada usia sekolah atau bahkan usia prasekolah yang rela mengorbankan masa kecil mereka untuk bekerja. Bahkan tidak jarang anak-anak tersebut terpaksa putus sekolah.  Bekerja di usia dini ini menimbulkan dampak negatif pada perkembangan fisik, mental, dan intelektual mereka.
Usaha pemerintah untuk menanggulangi angka putus sekolah akibat kemiskinan melalui dana BOS tampaknya belum mampu menekan angka putus sekolah. Ini adalah akibat dari semakin banyaknya keluarga yang jatuh dalam garis kemiskinan.
Eratnya hubungan antara kemiskinan dan pendidikan ini menarik penulis untuk menulis karya tulis ilmiah dengan judul “Dampak Kemiskinan Terhadap Perkembangan Dunia Pendidikan




1.2  RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil adalah:
1.      Apa dampak kemiskinan terhadap perkembangan dunia pendidikan?
2.      Bagaimana langkah memperkecil dampak kemiskinan terhadap pendidikan?


1.3 TUJUAN
1.      Menjelaskan berbagai dampak kemiskinan terhadap pendidikan
2.      Menjelaskan solusi yang tepat untuk memperkecil dampak kemiskinan terhadap pendidikan

1. 4 METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan  data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet yang berhubungan dengan dampak kemiskinan terhadap pendidikan




















BAB II
DASAR TEORI

2.1  Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Menurut (Dwi. 2010), kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

2.2  Pengertian Dunia pendidikan
Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ((karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu, pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Dan apabila dikatakan sebagai dunia pendidikan maka berarti “segala hal yang terkait dengan pendidikan”, seperti : pengajar, peserta didik, masyarakat, pemerintah, dan sistem pendidikan itu sendiri.








BAB III
PEMBAHASAN

Sejak awal kemerdekaan, Bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya penaggulangan kemiskinan karena pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan (Khairil. 2009).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (Ahmad. 2009), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 2009 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.

3.1        Faktor Penyebabab Kemiskinan
Menurut (Dwi.2010), kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan keadaan di mana tidak adanya materi yang dapat di gunakan untuk  memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya kebutuhan akan sandang,pangan.dan papan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan antara lain:
1.      Semakin meningkatnya jumlah penduduk sementara lapangan kerja yang tersedia  sangat minim.
            Meledaknya jumlah penduduk yang tidak di imbangi dengan lapangan kerja yang memadai sehingga menciptakan pengagguran, dan dari pengangguran tersebut terciptalah kemiskinan.



2.      Tidak meratanya pendidikan.
            Pendidikan yang tidak merata terutama di daerah terpencil memberikan peran yang cukup besar dalam menambah angka kemiskinan, pendidikan selama ini lebih mengutamakan di kota-kota besar, sehingga hanya masyarakat kota saja yang memiliki pendidikan yang cukup. Sedangkan masyarakat di pelosok tetap di bayang-bayangi oleh kemiskinan.
3.      Banyaknya pejabat yang melakukan tindakan korupsi
            Tindakan korupsi yang di lakukan oleh para pejabat yang tidak bertanggung jawab yang hanya memikirkan pribadi tanpa memikirkan orang-oarang yang di rugikan. Jumlah uang yang  di korupsi oleh para koruptor sudah tidak terhitung lagi dan telah merugikan Negara. Seharusnya uang tersebut di gunakan untuk biaya megurangi kemiskinan.

3.2                       Dampak Kemiskinan Terhadap Pendidikan
 Menurut (Ahmad. 2009), bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa yang terkecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama.
Hampir semua jenjang sekolah Negeri sudah menjadi lembaga komersialisasi karena tidak lagi berbicara pada persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh kurikuler, tetapi justru besarnya biaya masuk untuk sekolah.
 Pada kenyataannya, pelaksanaan wajib belajar dihalang-halangi, karena untuk masuk sekolah dasar pun kini harus membayar mahal sehingga masyarakat miskin tidak mungkin dapat membayarnya. Bagi masyarakat dan orangtua yang kaya, anaknya akan dapat bersekolah di sekolah negeri, sedangkan yang miskin akan gagal dan tidak bersekolah.
Untuk masuk ke sekolah swasta, masyarakat miskin tidak mungkin mampu membayarnya. Akibatnya, banyak anak bangsa yang tidak akan memperoleh kesempatan memperoleh pendidikan. Sungguh satu hal yang memperihatinkan. Sebab, pada Negara yang usianya lebih dari 60 tahun, banyak anak bangsanya yang akan menjadi buta huruf dan tertinggal karena kemiskinan dan Negeri ini akan tertinggal karena kualitas sumber daya manusianya tidak mampu bersaing dengan Negara-Negara lain.
Dampak kemiskinan terhadap pendidikan sangat besar. jika kemiskinan tidak segera di atasi maka untuk mencapai pendidikan yang bermutu   sangat sulit, karena di zaman yang modern seperti sekarang ini persaingan sangat ketat, segala sesuatu membutuhkan sumberdaya yang berkualitas dan mampu bersaing. Jika tidak maka akan sangat sulit. Bagi  masyarakat yang mampu mungkin tidak masalah, karena mereka memiliki cukup materi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dengan berbagai jalan salah satunya dengan kursus.
 Semua warga negara memiliki hak yang sama yaitu berhak untuk menuntut ilmu. Tetapi karena kemiskinan hak tersebut kemudian terabaikan. Lebih ironis lagi, banyak anak-anak yang rela bekerja untuk membantu orang tuanya sehingga waktu belajar mereka habis di gunakan untuk bekerja, sehingga generasi muda penerus bangsa ini tidak memiliki modal pengetahuan yang cukup untuk menghadapi persaingan global dimasa depan. Dalam era pasar global bukan saja persaiangan usaha melainkan juga persaingan untuk mendapat pekerjaan bukan saja dengan individu satu bangsa tetapi dengan individu dari berbagai bangsa jadi dengan tantangan ini kita harus segera memperbaiki mutu pendidikan kita.
Lebih dari itu kita bisa tahu sebagian besar dari  peserta didik tertanam dalam pikiran mereka bahwa tujuan pendidikan yang mereka jalani hanyalah untuk persaiangan mendapat pekerjaan sebenarnya ini yang lebih mengerikan dalam memandang masa depan bangsa kita.Bangsa yang jumlah penduduknya mencapai 250 juta jiwa, hanya bersaing mendapat pekerjaan. Semestinya pandangan ini harus diubah, pada negara maju pendidikan bukan sebagai langkah untuk mendapat pekerjaan tetapi sebagai langkah memperkaya pengetahuan dan wawasan, sehingga mereka mampu melihat peluang yang ada dalam menciptakan usaha.
Buah pemikiran bahwa pendidikan adalah senjata untuk mendapat posisi pekerjaan haruslah diubah dengan pendidikan untuk menciptakan lapangan kerja setidaknya untuk individu itu sendiri. Karena seiring meningkatnya jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan meningkatnya lapangan kerja maka persaingan untuk mendapat kerja sangat tinggi, maka kemiskinan akan semakin parah
Sementara jika dilihat dari segi pengajar, tidak sedikit guru yang juga hidup dalam garis kemiskinan terutama mereka yang hanya tenaga pengajar honorer. Sehingga guru yang hidup dalam garis kemiskinan harus melalukan kegiatan ekonomi lain untuk memenuhi kehidupanya. Karena pengaruh lain itulah mereka tidak dapat mengajar secara maksimal dalam menyampaikan materi, penilaian dan pedekatan social bagi muridnya. Semestinya ini juga harus diperhatikan pemerintah. Tidak bisa dipungkiri masih banyak tenaga guru honorer yang dibayar jauh dari standar upah. Bahkan guru yang sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil saja masih banyak yang memiliki permasalahan ekonomi. Dalam pengamatan penulis, banyak pungutan liar birokrasi yang memberatkan guru dalam memperoleh hak mereka, tentu hal ini sangat memberatkan guru.
Guru atau profesi guru adalah profesi khusus. Profesi guru tidak sama dengan pegawai negeri lain. Tugasnya terikat pada waktu dan tempat. Karena itu, penggajian pada guru harus berbeda dari pegawai negeri lainnya, agar mereka dapat bekerja dengan tenang dan tidak perlu memikirkan untuk pungutan-pungutan yang tidak sah. Apabila penghasilan guru sudah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, diharapkan berbagai pungutan tidak terjadi. Jika melanggar berbagai ketentuan itu, mereka harus dikenai sanksi.
kepada pengelola pendidikan dan komite sekolah, harus selalu ada koordinasi dengan sekolah agar ketentuan- ketentuan kurikuler, terutama dalam penerimaan murid baru, dapat berjalan menurut ketentuan yang ada sehingga peninggkatan mutu pendidikan dapat berjalan.

3.3  Upaya Menanggulangi Kemiskinan Agar Meningkatkan  Mutu Pendidikan
Sangat sulit untuk untuk memberantas kemiskinan secara utuh,tetapi setidaknya mengurangi angka kemiskinan. Berbagai cara yang di lakukan oleh pemerintah namun pada kenyataanya kemiskinan masih sangat  memperihatinkan. Pengembangan dan perbaikan daerah terpencil Pemberian Bantuan Langsung tunai (BLT) yang di tujukan kepada masyarakat yang kurang mampu, dan pendidikan gratis sampai  tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun pada kenyataanya berjalan dengan maksimal.
Perbaikan dan pengembangan kampung misalnya, dana yang  seharusnya di gunakan, tetapi justru di selewengkan oleh oknum dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi. Begitupun dengan program BLT dan pengobatan gratis masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan misalnya masyarakat yang seharusnya berhak menerima justru tidak mendapatkan haknya, begitu pun sebaliknya. serta program pendidikan gratis sampai jenjang SMP, pada kenyataannya tetap ada bebagai macam pungutan-pungutan yang memberatkan para orang tua.
Upaya yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kemiskinan agar mutu pendidikan meningkat antara lain:
a.       Menciptakan banyak lapangan pekerjaanMenciptakan banyak lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan sumberdaya yang ada di daerah tersebut, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.


b.    Menyamaratakan pendidikan.
     terutama di daerah-daerah yang terpencil.Menyamaratakan pendidikan termasuk di     daerah terpencil yang sulit untuk di jangkau agar mereka juga dapat merasakan pendidikan sehinnga meskipun bermukim di daerah terpencil tetapi tetap memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
c.       Memberikan modal usaha bagi masyarakat yang kurang mampu.
       Salah satu faktor kemiskinan adalah karena tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang di miliki. untuk mengatasinya perlu adanya peminjaman modal bagi masyarakat yang tidak mampu agar mereka memiliki penghasilan, sehinnga sebagian dari penghasilanya dapat disisihkan untuk membiayai pendidikan. Bahkan juga dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
d.        Memberantas korupsi
Masalah korupsi di Indonesia memang sangat memperihatinkan, bahkan menurut pemberitaan diberbagai media, Indonesia adalah salah satu Negara yang terkorup. Tidak terhitung uang yang di ambil oleh para koruptor demi kebutuhan dan kepentingan pribadi, yang seharusnya uang tersebut di gunakan untuk menanggulangi kemiskinan dan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

















BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa:
1.      Dampak kemiskinan terhadap dunia pendidikan adalah banyaknya anak –anak yang tidak sekolah dan putus sekolah karena tidak ada biaya.
2.      Langkah yang di lakukan untuk memperkecil dampak kemiskinan terhadap pendidikan adalah menyama ratakan pendidikan di semua wilayah termasuk daerah – daerah terpencil menciptakan lapangan pekerjaan.

4.2  Saran
      Dari kesimpulan yang di dapat , dapat di sarankan agar:
1.      Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu caranya dengan mengatasi masalah kemiskinan karena factor utamanya banyaknya anak – anak yang putus sekolah akibat tidak mempunyai biaya.
2.      Program – program yang selama ini di lakukan agar di laksanakan dengan baik dan mengawasi pelaksanaanya dengan cermat serta menindak bagi siapapun yang melakukan penyimpangan – penyimpangan dalam melaksanakan program tersebut tanpa memandang status dan jabatan , serta membuat program – program yang lebih banyak berpihak pada masyarakat miskin














DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khairil. 2009. Solusi  kemiskinan, (online),(http//sahabatbaru. blogspot.com/solusi kemiskinan,html, diakses 16 november 2014)

Djauzak, Ahmad. 2009. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan, (online), (www.kompas.com, diakses 16 november 2014).

Dwi, Eky. 2010. Penyebab kemiskinan di Indonesia, (online), (www.tempatebo.co.cc, diakses 16 november 2014).

Dewey, John. Democracy and Education. Diakses dari http://www.gutenberg.org





















KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis  panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahmat dan hidayahnya-lah  sehingga karya tulis ilmiah  ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ilmiah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui dampak dan pengaruh kemiskinan terhadap dunia pendidikan serta cara-cara yang dapat di tempuh untuk menanggulangi kemiskinan. Karya Tulis ilmiah ini tentang Dampak  kemiskinan terhadap perkembangan dunia pendidikan.
Penulis juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada guru pembimbing yang sudah membantu sehingga karya tulis ilmiah ini dapat di selesaikan dengan baik.
Karya tulis ilmiah ini disusun semaksimal mungkin. Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun pemaparan materi. Oleh karena itu, di harapkan pembaca memberikan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini memberikan manfaat dan dapat memperluas wawasan pembaca sesuai dengan harapan.






1 komentar:

pg slot mengatakan...

Pg slot สล็อต เว็บตรงเว็บสล็อตออนไลน์ แตกง่ายจ่ายจริง แจกหนัก แตกหนัง กับ เว็บ pg-slot.game ของเรา PG SLOTที่กำลังมาแรง แซงเว็บเกมอันดับต้น ๆ ไปหมดแล้ว สมัครสมาชิกได้แล้ววันนี้