cari

Dampak tayangan sinetron tersebut terhadap remaja

Baca atau Download disini




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dunia hiburan memang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab manusia dalam hidupnya membutuhkan hiburan. Setelah otak manusia bekerja dengan logika dalam waktu yang lama, maka manusia memerlukan hiburan untuk meregangkan otak dan menyegarkan pikiran sehingga dapat bekerja kembali dengan optimal. Oleh karena itu menusia memerlukan hiburan.
Hadirnya beberapa stasiun televisi di Indonesia patut dirayakan sebagai sebuah prestasi. Apalagi mengingat kontribusi yang telah mereka berikan dalam ikut mencerdaskan bangsa, melalui tayangan informasi yang tajam, akurat, dan objektif, televisi juga telah membantu anggota masyarakat dalam memahami berbagai persoalan actual di berbagai bidang.
Media televisi juga telah memperluas wawasan public dengan sajian acara dialog, debat, talk show, diskusi dan berbagai acara yang informative dan edukatif.
Dan media televise dewasa ini telah menjadi sahabat yang menemani anak-anak dan remaja. Didalam keluarga modern yang orang tuanya sibuk beraktivitas di luar rumah, televisi berperan sebagai penghibur, pendamping, dan bahkan sebagai pengasuh bagi anak-anak mereka. Tapi sayangnya peran vital televisi sebagai media hiburan keluarga tampaknya belum mengimbangi dengan menu tayangan yang bermutu.
Bisa dikatakan televise nasional, sampai saat ini belum bias mengakomodasi kebutuhan anak-anak dan remaja yang membutuhkan hiburan sekaligus ilmu pengetahuan. Acara permainan, pentas lagu-lagu anak, kuis dan cerdas cermat untuk para remaja sudah demikian langka.
Minimnya komitmen pendidikan pertelevisian nasional sudah sepatutnya menyadarkan para pengelola pertelevisian, dari sini akan lahir langkah kokret dalam memperbaiki kualitas tayangan televise semakin mendesak dilakukan.
Tujuan diangkatnya tema ini, karena selama ini kita sebagai menikmat televise hanya disuguhi dengan adegan-adegan yang seronok, vulgar, dan kadang membahayakan bagi remaja dan anak-anak.
Masa kanak-kanak, dan remaja adalah masa yang paling penting bagi perkembangan hidup manusia. Sehingga apapun yang diberikan dan diterima pada masa itu sebaiknya merupakan hal yang terbaik. Mulai dari makanan, minuman, tempat tinggal, pendidikan, hingga tontonan yang berkualitas.
Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televise selama berjam-jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara yang disuguhkan, tanpa memperhatikan mamfaat dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa dan mental anak-anaknya.
Dampaknya mungkin tidak akan terlihat, tapi beberapa tahun kemudian anak-anak yang sering nongkrong di depan televise akan mengalami kesulitan konsentrasi. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa apabila anak ,remaja, maupun orang dewasa terlalu sering didepan televise, maka  bisa menyebabkan obesitas, atau kelebihan berat badan.
        Untuk melihat fenomena kehidupan masyarakat saat ini, yang sepertinya begitu mendewakan acara televise, mereka rela tidak ikut pengajian di majlis taklim, asal sinetron kesayangan mereka tidak terlewati. Mereka marah, saat pemeran utama dari sinetron kesayangannya tersakiti, mereka pun menangis, dan tertawa setiap kali pemutaran sinetron kegemarannya.
Kehadiran televise baru dalam pertelevisian Nasional, maka awak televisi mau tidak mau harus mempertajam tingkat persaingan dalam bisnis ini. Dan sebagai konsekwensinya pihak televisi harus memilih strategi tepat dalam menggaet segmen pemirsa.dalam iklim kompetisi inilah banyak stasiun televisi yang menggambil jalan pintas, antara lain dengan eksploitasi anak, dan remaja secara berlebihan.
Kebanyakan sinetron yang ditayangkan bertemakan percintaan. Kaum remaja menjadi sasaran empuk penikmat sajian ini. Hal ini tidak mengherankan karena masa remaja adalah masa puber. Masa dimana mengenal cinta dengan lawan jenis. Oleh karena itu cerita sinetron di Indonesia lebih didominasi dengan percintaan di kalangan remaja.
Sinetron remaja yang bertemakan percintaan berisi cerita cinta yang terjadi di masa remaja. Namun sungguh disayangkan karena cerita cinta dalam sinetron lebih banyak berisikan perselingkuhan, kebebasan hidup, seks bebas, narkoba, penindasan dan kekerasan remaja. Masalah ini tentunya akan memiliki dampak negatif terhadap perkembangan kehidupan remaja.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh-tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut Jika tingkah laku artis itu baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah jika tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif.
Pada kenyataannya, sekarang ini banyak remaja menirukan gaya hidup seperti dalam sinetron. Seperti model pakaian yang dikenakan dan gaya hidup yang identik dengan kemewahan dan kosumerisme. Bahkan dengan tayangan sinetron yang mengandung unsur kekerasan telah mengubah sikap remaja menjadi anarkis. Banyak remaja sekarang ini bersikap cuek dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan mental remaja menjadi rusak.

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,masalah dapat dirumuskan seperti berikut ini:
1.  Bagaimana  dampak tayangan sinetron tersebut terhadap remaja?
2.  Bagaimana cara meminimalkan dampak negatif dari tayangan sinetron tersebut?
1.3  Tujuan
1.  Mendiskripsikan dampak negatif dan positif dari tayangan sinetron tersebut terhadap remaja.
2.  Mendiskripsikan cara meminimalkan dampak negatif dari tayangan sinetron tersebut.
















      BAB II
LANDASAN TEORI

2.1         Definisi Istilah
2.1.1     Definisi Sinetron
Berikut ini adalah pengertian sinetron menurut beberapa sumber dan para ahli:
Amareta Pawilia 2011, Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya, dan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik lalu di tayangan melalui stasiun televisi.Sinema elektronik atau lebih populer dalam akronim sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan.
Menurut Wikipedia 2015, Sinetron (lakuran dari sinema  elektronik) adalah istilah untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut  Teguh Karya salah satu sutradara terkenal Indonesia, menurutnya istilah sinetron  yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.
Dari beberapa definisi diatas penulis mendefinisikan sinetron sebagai berikut: sinetron adalah sebuah drama bersambung yang dikemas dalam siaran media elektronik, yang berisi tentang relaita kehidupan dengan konflik berkepanjangan.


2.1.2     Definisi Remaja
Secara umum definisi remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Tetapi untuk memperkaya pengetahuan kita maka penulis memberikan beberapa definisi remaja menurut beberapa ahli dan sumber sebagai berikut:
Menurut Zakiah Derajat, Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Menurut Hurlock, Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik  Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda – tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan, biologik, psikologik, dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Secara biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara sosiologik ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda.     
2.2         Perkembangan Sinetron di Indonesia
Cikal bakalnya adalah siaran drama berseri di radio- radio Amerika pada sekitar tahun 1930-an. Para pendengar radio yang kebanyakan ibu- ibu rumah tangga, biasa mendengarkan drama berseri itu sembari membersihkan rumah. Peluang ini ditangkap oleh para pemasang iklan di radio untuk mempromosikan produk perusahaan mereka berupa deterjen dan produk- produk pembersih di sela- sela siaran drama berseri. Selanjutnya, ketika era radio berganti menjadi televisi pada tahun 1950, siaran drama berseri ini dilanjutkan ke televisi namun nama opera sabun tetap terpakai.

Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali dicetuskan oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tak banyak yang mengetahui jika sinetron adalah kepanjangan dariSinema Elektronik. Disebut demikian, sebab sinetron adalah sebuah tayangan sinema (film) berseri yang ditonton melalui media elektronik (baca : TV). Sinetron berbeda dengan film. Sinetron adalah sebuah tayangan berseri yang dibuat (bisa) sampai berpuluh- puluh episode sementara Film adalah sebuah tayangan lepas serta berdurasi pendek.
Ditelusuri dari sejarahnya,booming sinetron di Indonesia muncul pada tahun 90-an. Pada waktu itu tv swasta baru bermunculan di Indonesia. RCTI adalah stasiun tv swasta pertama di Indonesia, sebelumnya stasiun tv yang mengudara hanya satu, yaitu TVRI, milik pemerintah Republik Indonesia.
Pelopor sinetron pertama yang hadir di layar kaca diyakini adalah Losmen tetapi ada yang berpendapat lain bahwa Marlia Hardy merupakan sinetron pertama, Meskipun demikian, istilah sinetron baru digunakan pada drama berseri Jendela Rumah Kita (1989).
Sepanjang tahun 90-an, istilah sinetron mulai banyak digunakan. Tayangan sinetron pun mulai membanjiri saluran tv swasta. Sebutlah diantaranya Lenong Rumpi, Si Cemplon, Si Doel Anak Sekolahan dan masih banyak lainnya. Diantara sinetron- sinetron yang ada pada masa itu, Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling populer dan mendapat tempat di hati masyarakat. Buktinya, sinetron Si Doel dibuat hingga beberapa sekuel. Pemeran utamanya adalah Rano Karno, bintang film tahun 80-an.
Memasuki tahun 1995 hingga 1998, tema sinetron sedikit bergeser. Para sutradara membuat sinetron yang diadaptasi dari film layar lebar tahun 80-an, misalnya Lupus, Olga dan Catatan Si Boy. Di era ini pula, sinetron dari negeri latin alias telenovela membanjiri layar kaca Indonesia. Diantara yang populer adalah Maria Mercedes yang melambungkan nama pemainnya, Thalia.
Berikutnya di tahun 1998, Multivision Plus sebagai salah satu perusahaan pembuat film / Production House di Indonesia, membuat sinetron Tersanjung. Sinetron ini adalah sinetron terpanjang yang pernah dibuat, terdiri dari 356 episode yang dibagi beberapa sekuel. (Terakhir, sinetron terpanjang adalah Cinta Fitri yang sudah 5 sesion). Pada masa ini, tema sinetron kembali berubah. Kebanyakan sinetron yang diproduksi merupakan adaptasi dari novel- novel terkenal seperti Karmila.
Era Millenium, yang ditandai pergantian tahun dari 1999 ke 2000 menjadi puncak bagi dunia sinetron Indonesia. Tema sinetron lebih beragam, mulai dari horor sampai kehidupan masyarakat Jakarta. Hingga kini terdapat beberapa pembagian jenis sinetron misalnya : sinetron religi ( agama ), sinetron komedi, sinetron horor, sinetron dewasa, sinetron remaja dan sinetron anak.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1         Dampak Sinetron Terhadap Perilaku Remaja.
3.1.1     Dampak Positif
Sejatinya penayangan sebuah serial drama atau pun lebih akrab dengan sebutan sinetron memiliki dampak yang sangat baik bagi permirsanya, yang diantarnya adalah sebagai berikut:
1.    Memberikan hiburan
Setelah beraktivitas seharian akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun mental, tentu dengan adanya hiburan akan sangat membantu setiap orang untuk memulihkan kondisi tubuh terutama pikiran dari segala kekelahan hidup yang tengah dihadapi.
Sinetron adalah sajian drama yang cukup menarik perhatian karena diangkat dari cerita sehari-hari, selipan humor dan lelucon dalam setiap episodnya menebar tawa dan kebahagiaan Penonton. Cerita yang disajikan dan dikemas secara menarik memberikan hiburan yang menyenangkan. Tentu kebahagiaan ini berdampak baik bagi setiap pemirsa.      
2.    Memberikan pengajaran tentang kehidupan
Cerita-cerita yang diangkat berdasarkan realita kehidupan tentu akan memberi banyak pengajaran bagi pemirsa untuk menjalani hidup, tentu sifat mendidik yang diberikan baik cerita sinetron dapat memberi pengajaran yang baik bagi pemirsa untuk dijadikan teladan.
3.    Memotivasi penonton untuk melakukan hal yang lebih baik
Banyak cerita sinetron memberikan amanat yang sangat memotivasi pemirsa untuk mengejar cita-cita dan harapan hidup mereka.


3.1.2     Pengaruh negative
Disisi yang berbeda sinetron ternyata memiliki dampak negative yang cukup berpengaruh terhadap remaja yang cenderung menunjukan perilaku nakal, sebagai berikut:
1.    Dapat merusak moral dan watak para siswa
Sebab dalam cerita-cerita sinetron itu, sering kita lihat berbagai hal kurang baik seperti kata-kata kasar, hidup bermewah-mewahan, mode pakaian yang tidak sopan serta kisah percintaan. Pada kenyataannya remaja cenderung mudah meniru yang tidak baik dibanding dengan meniru yang baik. Berbagai kata kasar, ejekan dan makian baru menjadi popular karena siaran sinetron. Pada awalnya ini dianggap lelucon humor selinga dalam alur cerita. Namun pada akhirnya menjadi senjata produser untuk menarik perhatian pemirsa. Karena tampaknya lelucon dari kata kasar dan makian begitu disukai dan mudah menyedot perhatian permirsa. Gaya hidup mewah tanpa kerja keras juga menjadi racun bagi generasi muda, sehingga suka mengandai-andai dan melamun. Mode pakaian minim yang sebenarnya kurang patut dimasyarakat kita pun menjadi tren bagi remaja. Drama percintaan menarik remaja untuk lebih cepat dewasa karena ingin merasakan sendiri bagaimana menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang pada akhirnya menjatuhkan mereka pada perilaku seks bebas dan perkawinan usia dini.
2.    Menjadi anak yang malas belajar
Anak yang sering menonton sinetron jelas menyita waktu belajar mereka,belajarnya kurang rajin dan nilai-nilainya kurang baik daripada anak yang tidak sering menonton sinetron. Bukan saja soal waktu yang tersita dari pandangan beberapa ahli menonton sinetron juga menghabiskan tenaga para remaja untuk berimajinasi tentang keberadaan mereka dalam alur cerita, sehingga mereka hidup dalam bayang-bayang imajinasi mereka sendiri, hal ini menimbulkan kelelahan otak yang akhirnya membuat remaja malas untuk belajar.
3.    Para siswa jadi mempunyai sifat materialis & suka berangan-angan. Mereka sering menirukan perbuatan pamer, sombong, membantah orang tua.

3.2  Cara meminimalkan dampak negatif tayangan sinetron pada Remaja
Manusia memanfaatkan televisi sebagai alat bantu yang paling efektif dan efisien. Informasi yang diinginkan oleh banyak orang hampir semuanya dapat diperoleh dari berbagai program dan tayangan berita di televisi yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan material. Kegiatan menonton berita di televisi sering tidak terencana dan bersifat tidak sadar. Apabila orangtua dari si anak dan remaja sedang menonton berita, mereka juga turut serta menontonnya. Televisi dapat dengan mudah melahap sebagian besar waktu sang anak yaitu waktu untuk belajar, membaca, menggambar atau membantu pekerjaan rumah tangga.
Apabila berita di televisi menyajikan tayangan yang bernuansa kekerasan, maka anak-anak dan remaja cenderung menyukai dan menggemari tayangan tersebut karena mereka beranggapan bahwa anak yang kuat akan disegani oleh teman-temannya. Apa yang dilihat pada tayangan televisi itu biasanya akan ditiru mentah-mentah tanpa bersikap selektif dalam memilih tayangan yang disajikan. Akibatnya, timbul kekhawatiran akan pengaruh tayangan berita di televisi terhadap perilaku anak-anak dan remaja.
Dari berbagai kemungkinan masalah yang bisa timbul, tentu peran orang tua tidak bisa diabaikan, disiplin dan pengawasan orang tua mutlak diperlukan. Sikap orang tua terhadap televisi akan mempengaruhi perilaku anak. Maka sebaiknya orang tua lebih mengutamakan anak daripada aktivitasnya. Orang tua yang terlalu asik dengan kesibukannya untuk mencari nafkah akan berpengaruh terhadap kebiasaan sang anak yang tidak teratur. Anak atau remaja yang sering diabaikan oleh orangtuanya seringkali memiliki persepsi berbeda terhadap apa yang mereka lihat di televisi.
Di kala orang tua sudah selesai dengan segala aktivitasnya, mereka biasanya menonton televisi. Menonton bersama anak merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang tua. Namun secara tidak sadar orang tua terkadang lalai dalam memilih tayangan mana yang sebaiknya disaksikan oleh anak mereka. sebaiknya orang tua menentukan batasan bagi anak-anaknya setelah membatasi dirinya terlebih dahulu untuk menonton televisi. Kemudian mengikut sertakan anak dalam membuat batasan menonton juga menjadi cara efektif agar anak menjadikan kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan bukan sebagai kebiasaan.
Orang tua harus bisa mengontrol anaknya dengan cara mengawasi sang anak pada saat menyaksikan program televisi, termasuk berita. Ketika tayangan berita tersebut mengandung unsur pornografis, kekerasan, dan hedonisme, maka orang tua harus dapat memberikan penjelasan hal mana saja yang patut dicontoh dan tidak. Untuk meminimalisir perubahan perilaku menyimpang pada anak mereka akibat adanya tayangan tersebut, orang tua sebaiknya mengusahakan agar televisi hanya sebagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Utamakan waktu untuk bermain bersama teman-temannya, untuk membaca cerita dan istirahat, berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga. Umumnya anak dan remaja senang belajar dengan melakukan berbagai hal, baik sendiri maupun besama orang tuanya.
Selain itu cara  meminimalkan dampak negatif tayangan sinetron pada remaja  antara lain:
a.    Orang tua harus mampu membimbing remaja untuk meningkatkan   kesadaran diri
b.    Berpandangan lebih dewasa untuk kehidupan
c.    Sinetron hanya dibuat untuk hiburan semata
d.    Berfikir lebih realitas terhadap tayangan sinetron karena hanya sebuah fiksi belaka



























BAB IV
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai hubungan tayangan sinetron terhadap kenakalan remaja maka didapat kesimpulan segabai berikut:
1.    Muatan yang terkandung dalam sebuah tayangan sinetron sangat mempengaruhi perilaku remaja, dan banyaknya muatan negative pada sinetron dimasa kini berdampak pada tingginya tingkat kenakalan remaja.
2.    Mengendalikan diri untuk membatasi waktu menonton, serta pandai dalam mencari siaran yang bermuatan positif akan ditambah peranan aktiv orang tua dalam menemani anak saat menonton akan menjauhkan kita dari pengaruh buruk sinetron.
4.2  Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis dengan adanya pembahasan diatas adalah remaja lebih cermat dalam memilih informasi yang bermanfaat dan berdampak positif bagi dirinya sendiri. Disarankan agar remaja mencari kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat untuk mengurangi intensitas menonton televisi. Kemudian remaja sudah harus pintar dalam memilih lingkungan bergaul yang dapat membawa pengaruh negatif atau positif.

.





                                                     

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Nico. 2013. Karya Ilmiah Sederhana Dampak Sinetron Bagi remaja, [On;ine]. Tersedia : http://snicoguna.blogspot.com
Herlinda.S.2008.Dampak buruk sinetron . Mojokerto 
Manroe,Inda Putri. 2002. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Greisinda Press Surabaya.
Tim penyusun .2012 .LKS PR Bahasa indonesia. Klaten :CV Intan Pariwara

Tidak ada komentar: