cari

Pengaruh Kemiskinan Terhadap Masalah sosial




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang seringkali ditemukan dibeberapa Negara yang sedang proses berkembang seperti Indonesia. Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap negara berkembang. Wacana kemiskinan dan pemberantasannya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah dan pemimpin Negara. Peran serta pekerja sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan perencanaan strategis (strategic planning) tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah. Sebagaimana telah diuraikan, sosiologi terutama membahas gejala-gejala yang wajar bagi masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial,perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau patologis. Hal itu disebabkan unsur-unsur masyarakat tidak dapat berlangsung sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut disebut masalah-masalah sosial. Kemiskinan bukanlah hal yang jarang kita jumpai, siaran berita di televisi pun hampir setiap hari menayangkan berita mengenai kemiskinan di Indonesia. Hal inilah yang menarik penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul: “Pengaruh Kemiskinan Terhadap Masalah sosial” .


1.2  Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah pengaruh kemiskinan masalah masalah sosial?
b.      Apa sajakah masalah sosial yang timbul akibat kemiskinan?
c.       Bagaimanakah penyelesaian dari masalah sosial tersebut?
1. 3.   Tujuan
1..      Untuk mengetahui pengaruh kemiskinan terhadap masalah sosial.
2      Untuk mengetahui maslah sosial yang timbul akibat keiskinan.
3.      Untuk mengetahui penyelesaian dari masalah sosial.

1.4  METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian penulis mempergunakan metode kepustakaan atau literatur. Yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari media buku, Koran, artikel dan situs atau web internet.

1.5  SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
Bab I  merupakan bab pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II  merupakan bab tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang menguraikan tentang tinjauan pustaka dan kerangka pikir.
Bab III  merupakan bab pembahasan yang  berisi  tentang  narkotika  di kalangan remaja.
Bab IV  merupakan bab penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kemiskinan
            kemiskinan adalah suatu keadaan ketika seorang tidak sanngup memenuhi kebutuhanya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.Dengan berkembangnya perdagangan keseluruh dunia dan di tetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai salah satu masalah sosial.
            Pada masyarakat yang susunan dan organisasinya bersahaja, kemiskinan mungkin tidak menjadi masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah di takdirkan.kemiskinan menjadi sebuah masalah sosial ketika mereka sadar bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih dari pada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidak adilan.
            Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan yang ada di lingkungan.contoh, sebuah keluarga tidak memiliki televisi, motor, sementara tetangga-tetangga lain memiliki harta-harta tersebut.inilah yang menyebabkan kemiskinan menjadi masalah sosial. Sebab-sebab timbulnya kemiskinana tersebut adalah karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik.




2.2  Penyebab-penyebab terjadinya kemiskinan:

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan pernah mengalami tahap kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan kemiskinan kini semakin mendesak kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan yang mendasari pendapat ini antara lain adalah:
Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspektif tunggal, yakni “kemiskinan pendapatan” atau “income-poverty” (Chambers, 1997). Pendekatan ini banyak dikritik oleh para pakar ilmu sosial sebagai pendekatan yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara lengkap. Kemiskinan seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kedua, jumlah orang miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka yang tinggi, baik secara absolut maupun relatif, di pedesaan maupun perkotaan. Meskipun Indonesia pernah dicatat sebagai salah satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata masalah kemiskinan kembali menjadi isu sentral di Tanah Air karena bukan saja jumlahnya yang kembali meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks seiring dengan menurunnya kualitas hidup masyarakaat akibat terpaan krisis ekonomi sejak tahun 1997.
Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar (multiplier effects) terhadap tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh. Berbagai peristiwa konflik di Tanah Air yang terjadi sepanjang krisis ekonomi misalnya, menunjukkan bahwa ternyata persoalan kemiskinan bukanlah semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional.
Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya tingkat pendidikan          
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.


2. Kurangnya kreativitas individu          
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
3.        Tingkat kelahiran yang tinggi 
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
4.        Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya  
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
5.        Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya.       
Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa aktual, pengkajian konsep kemiskinan merupakan upaya positif guna menghasilkan pendekatan dan strategi yang tepat dalam menanggulangi masalah krusial yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.

2. 3  Pengertian Masalah sosial
            Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menmbulkan gangguan hubungan seperti kegoyahan dalam kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.

            Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis factor, yakni :
1.      Faktor ekonomi :Kemiskinan, pengangguran, Kriminalitas
2.      Faktor Budaya:Perceraian, kenakalan remaja
3.      Faktor Biologis:Penyakit menular, keracunan makanan
4.      Faktor Psikologis:Penyakit Syaraf, aliran sesat.
            Masalah sosial di Indonesia terjadi seperti lingkaran setan, Pemerintah telah membuat peraturantentangakan memberi denda pada orang yang bersedekah pada pengemis, dan pemerintah juga sibuk dengan kebijakan-kebijakan yang telah dan akan dibuat yang berkaitan dengan masalah sosial yang terjadi di Indonesia seperti PNPM Mandiri, Kredit Usaha Rakyat (KUR).
            Masalah sosial yang sangat terasa di saat sekarang ini adalah realita kemiskinan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir di setiap sudut kota.Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masayarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan.







BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh kemiskinan terhadap masalah sosial
            Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Pusaran arus besar pemikiran sekitar kita saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi. Bersumber konstruksi ini, penanganan pengurangan orang miskin berpotensi bersilang jalan. Pada satu kutub kemiskinan diatasi lewat pemberdayaan-mengasumsikan potensi inheren orang miskin.
            Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas. Sehingga adanya kejanggalan dalam interaksi antara orang yang berada di tingkatan yang dibwah dan di atasnya.

3.2    Masalah sosial yang timbul akibat kemiskinan
            Kemiskinan menimbulkan munculnya masalah-masalah lain seperti urbanisasi, pencurian, penyakit, kebodohan, bunuh diri, pembunuhan, gelandangan dan pengemis, penyerangan terhadap harta pribadi dan harta umum. Juga makin maraknya suap, bertambahnya angka kriminalitas dan pengangguran, munculnya kelompok-kelompok bersenjata dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. Semua itu merupakan bencana sosial yang berbahaya.
            Saat ini di negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial, antara lain sebagai berikut:
1.      Kebodohan
            Tentunya kamu paham yang dimaksud dengan kebodohan. Maukah kamu disebut anak yang bodoh? Apa akibatnya kalau kita bodoh apalagi kalau tidak bisa membaca? Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah.
            Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Orang yang mampu beruntung bisa menikmati bangku sekolah dengan mudah. Sekolahnya mudah dijangkau dan fasilitasnya lengkap. Orang yang terbelakang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya. Mereka bahkan harus bekerja membantu orang tuanya agar tetap bisa makan. Ada pula yang kesulitan untuk bisa sekolah karena tempatnya yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Itupun sekolahnya juga masih sangat sederhana. Fasilitasnya juga masih sangat terbatas.

2.      Pengangguran
            Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya. Kita bisa membayangkan jika orang tua tidak lagi bekerja dan tidak punya penghasilan. Apa yang akan terjadi. Tentunya keluarga akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup baik makan, pakaian, biaya sekolah serta kebutuhan yang lainnya. Itulah sebabnya pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti  kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh diri.

3.      Kejahatan
            Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum. Kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba.

4.      Pertikaian
      Pertikaian bisa disebabkan banyak hal, antara lain karena salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu. Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang. Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat. Pertikaian yang tidak segera diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Masyarakat yang didalamnya terdapat pertikaian atau konflik menyebabkan suasana tidak aman dan nyaman. Pertikaian yang terjadi di keluarga juga dapat menyebabkan suasana tidak tenang dan tenteram.
            Setelah kita cermati, berbagai masalah sosial yang ada, ternyata banyak yang saling berkaitan. Masalah sosial yang satu menjadi penyebab munculnya masalah sosial lainnya. Bahkan ada yang saling timbal balik. Misalnya orang bisa bodoh karena tidak punya biaya atau miskin. Dan orang yang miskin juga bisa karena bodoh. Biasanya penyandang masalah sosial tidak hanya memiliki satu masalah. Masalah sosial dapat membentuk lingkaran masalah yang rumit sehingga juga sulit dipecahkan. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini.
3.3    Penyelesaian dari Masalah Sosial
            Penanganan kemiskinan dapat dikategorikan ke dalam beberapa strategi, diantaranya :
1.      Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban bencana alam.
2.      Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulant untuk usaha-usaha ekonomis produktif.
3.      Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja.
4.      Strategi “penanganan bagian yang hilang”. Strategi yang oleh Caroline Moser disebut sebagai “the missing piece strategy” ini meliputi program-program yang dianggap dapat memutuskan rantai kemiskinan melalui penanganan salah satu aspek kunci kemiskinan yang kalau “disentuh” akan membawa dampak pada aspek-aspek lainnya. Misalnya, pemberian kredit, program KUBE (kelompok usaha bersama)
            Mengatasi masalah sosial bukanlah perkara yang mudah. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai masalah sosial dengan melibatkan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, lembaga-lembaga sosial dan lain-lainya. Kamu pun sebenarnya dapat berperan serta dalam mengatasi masalah sosial tersebut. Tentu saja sesuai dengan kemampuanmu masing-masing. Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial:
1. Pemberian kartu askes
            Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes. keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2. Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
            Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
3. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
            BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang sekolah.

4. Sekolah terbuka
            Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah bekerja.
5. Program pendidikan luar sekolah
            Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program
pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6. Pemberian Bantuan Tunai Langsung (BTL)
            BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM).
7. Pemberian bantuan modal usaha
            Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
            Selain berbagai bantuan dari pemerintah, ada juga pihak-pihak lain yang juga turut membantu mengatasi masalah sosial, antara lain:
1.      Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
2.      Para tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi masalah sosial.
3.      Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain memberikan bantuan, beasiswa, modal usaha, penyuluhan, dan pendidikan.
4.      Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah   sosial.
5.      Organisasi pemuda seperti karang taruna dan remaja masjid mendidik dan mengarahkan para pemuda putus sekolah untuk berkarya. Sehingga ikut mengatasi masalah pengangguran.
6.      Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagaipenyuluhan, bakti sosial ataupun melatih keterampilan.














BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masalah kemiskinan adalah masalah kita bersama. Sebagai masalah sosial, kemiskinan harus segera diatasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi masalah kemiskinan. Tidak hanya tanggung jawab pemerintah, masalah kemiskinana juga tanggung jawab kita bersama. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.         






4.2 Saran

Dengan adanya kemiskinan, khususnya yang banyak dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia banyak aspek yang harus diperbaiki. Di dalam pembahasan makalah ini, penulis telah memberi contoh cara untuk mengatasi kemiskinan sebagai masalah sosial. Peran pemerintah sangatlah penting dalam tujuan untuk mengatasi kemiskinan, namun upaya pemerintah tidaklah berarti apabila tidak diimbangi oleh etos kerja masyarakat itu sendiri. Maka kerjasma antara pemerintah dan masyarakat ataupun individu haruslah terjalin dengan baik. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.

Selain itu, karena kemiskinan dapat menimbulkan masalah lain seperti rendahnya tingkat kesehatan dan pendidikan, maka perintah juga harus segera mengatasi masalah tersebut. Agar masyarakat miskin tidak merasa terus-terusan sengasara. Dan diharapkan dengan adanya peningkatan kesehatan dan pendidikan, masyarakat miskin mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri dan mampu bangkit dari kemiskinan.






DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Gilbert, Alan dan Josef Gugler. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.
Hardati, Puji. 2007. Pengantar Ilmu Sosial. Semarang: FIS Universitas Negeri Semarang


          





Tidak ada komentar: